Blog yang memudahkan anda untuk membaca Al Quran dan Terjemahan Secara online.

Sunday, July 29, 2018

Bacaan Ayat Kursi dan Terjemahannya

Bacaan Ayat Kursi dan TerjemahannyaSahabat yang yang di muliakan Allah SWT, sebelumya saya mengajak sahabat untuk bersama memanjatkan puji dan syukur kita yang setulus tulunya ke hadirat Allah swt, yang limpahan nikmat karunia-Nya tidak mungkin dapat dihitung dengan ilmu yang kita miliki dan tidak mungkin dapat di data dengan angka yang ada pada manusia. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak di sembah dan di taati selain Allah SWT dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Rasulnya yang terakhir.

Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi akhir zaman, panutan alam, uswah dan qudwah orang orang beriman, Nabi Muhammad saw, dan segenap kerabat keluarga beliau yang suci dan para sahabatnya pilihan , serta umatnya hingga di akhir zaman.

Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan sedikit ilmu mengenai Bacaan Ayat Kursi dan Terjemahannya, semoga bermanfaat bagi kita semua dan menjadi pundi pundi amal untuk kita di akhirat, sebelum kita beralih ke topik membahasan mengenai Bacaan Ayat Kursi, saya akan menjelaskan terlebih dahalu Apa pengertian Ayat Kursi, dan dalil dalil mengenai ayat kursi.

Ayat kursi merupakan ayat yang istimewa. Tentu semua ayat dalam Al Quran istimewa, tapi ayat kursi adalah pemimpin ayat Al Quran, yang keutamaan dan keajaibannya sungguh luar biasa.

Ayat kursi yang tidak lain adalah Surat Al Baqarah ayat 255 ini keutamaannya luar biasa, dimulai dari kandungan maknanya. Ia berisi penjelasan kalimat tauhid yang darinya terumus pendirian dan pegangan seorang muslim sehingga berani menghadapi segala tantangan hidup.
 Bacaan Ayat Kursi dan Terjemahannya

 Bacaan Ayat Kursi dan Terjemahannya

اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ 

Ayat Kursi Latin

"ALLAHU LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYYUMU. LAA TA'KHUDZUHUU SINATUW WA LAA NAUUM. LAHUU MAA FISSAMAAWAATI WA MAA FIL ARDHI. MAN DZAL LADZII YASFA'U 'INDAHUU ILLAA BI IDZNIHI. YA'LAMU MAA BAINA AIDIIHIM WA MAA KHALFAHUM. WA LAA YUHITHUUNA BI SYAI-IN MIN 'ILMIHII ILLAA BI MAASYAA-A. WASI'A KURSIYYUHUSSAMAAWAATI WAL ARDHA. WA LAA YA-UDHUU HIFZHUHUMAA WAHUWAL 'ALIYYUL AZHIIM".

Ayat Kursi Terjemahaan

"Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk -Nya) tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin -Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. Al-Baqoroh: 255)"
Syaikh Abdurrahman Al-Sa’di رحمه الله berkata, “Ayat yang mulia ini termasuk ayat yang paling agung dan paling mulia, sebab mengandung perkara-perkara yang besar dan sifat-sifat Allah سبحانه و تعالي yang mulia, banyak hadits yang menjelaskan tentang anjuran membaca ayat ini dan menjadikan sebagai wirid bagi seseorang agar dia bisa membacanya baik pada waktu pagi atau petang, saat tidur dan setelah mengerjakan shalat-shalat wajib”. Dinamakan dengan ayat kursi karena kata ‘kursi’ disebutkan padanya

Allah سبحانه و تعالي berfirman: (اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ), ayat ini memberitakan bahwa Allah-lah satu-satunya Tuhan yang berhak mendapat sifat uluhiyah di hadapan seluruh makhluknya, Dia Maha hidup, tidak mati selamanya, yang terus menerus mengurus makhluknya, di antara bentuk kesempurnaan Diri-Nya yang hidup dan terus menerus mengurus yang lain adalah bahwa Dirinya tidak diserang rasa kantuk dan tidur. Kata “sinah” yang disebutkan di dalam ayat berarti rasa kantuk. Di dalam shahih Muslim dari Abi Musa رضي الله عنه berkata: Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم berdiri di tengah-tengah kami dan menyampaikan lima kalimat : 

اللَّيْلِ قَبْلَ عَمَلِ النَّهَارِ وَعَمَلُ النَّهَارِ قَبْلَ عَمَلِ اللَّيْلِ حِجَابُهُ النُّورُ وَلَوْ كَشَفَهُ لَأَحْرَقَتْ سُبُحَاتُ وَجْهِهِ مَا انْتَهَى إِلَيْهِ بَصَرُهُ

“Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla itu tidak tidur dan tidak layak bagi-Nya untuk tidur, Dia merendahkan timbangan dan mengangkatnya, amalan malam diangkat kepada-Nya sebelum terangkatnya amalan siang, dan mengangkat amalan waktu siang sebelum terangkatnya amalan siang, tabir-Nya terbuat dari cahaya, dan seandainya Dia membukanya maka sinar wajah-Nya akan membakar semua yang terkena pandangan-Nya “.

Firman Allah Azza Wa Jalla: (لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ) ayat ini memberitahukan bahwa segala sesuatu adalah hamba-Nya, di dalam kekuasaan -Nya dan di bawah kekuasaan-Nya, seperti yang ditegaskan di dalam firman Allah سبحانه و تعالي:
إِن كُلُّ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِلَّا آتِي الرَّحْمَنِ عَبْداً. لَقَدْ أَحْصَاهُمْ وَعَدَّهُمْ عَدّاً. وَكُلُّهُمْ آتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْداً. 

Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri. (QS. Maryam: 93-95). 

Dan firman Allah عزّوجلّ: (مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ) ini adalah kesempurnaan kemahaagungan dan kemahamuliaan Allah عزّوجلّ, dan juga kemahabesaraan-Nya bahwa tidak ada seorangpun yang mampu menjadi perantara dalam memberikan syafa’at kecuali dengan seizin Allah sebagaimana firman Allah عزّوجلّ: 

وَلَا يَشْفَعُونَ إِلَّا لِمَنِ ارْتَضَى وَهُم مِّنْ خَشْيَتِهِ مُشْفِقُونَ 

dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang diridai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. (QS. Al-Anbiya’: 28)

Allah سبحانه و تعالي berfirman: 

وَكَم مِّن مَّلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئاً إِلَّا مِن بَعْدِ أَن يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَن يَشَاءُ وَيَرْضَى

Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya). (QS. Al-Najm: 26).

Di dalam hadits yang panjang yang menjelaskan tentang masalah syafa’at Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda, 

وَكَم مِّن مَّلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئاً إِلَّا مِن بَعْدِ أَن يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَن يَشَاءُ وَيَرْضَى 

Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya). (QS. Al-Najm: 26). 

Di dalam hadits yang panjang yang menjelaskan tentang masalah syafa’at Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda, 

فَأَنْطَلِقُ فَآتِي تَحْتَ الْعَرْشِ فَأَقَعُ سَاجِدًا لِرَبِّي عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ يَفْتَحُ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ مَحَامِدِهِ وَحُسْنِ الثَّنَاءِ عَلَيْهِ شَيْئًا لَمْ يَفْتَحْهُ عَلَى أَحَدٍ قَبْلِي ثُمَّ يُقَالُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ سَلْ تُعْطَهْ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ
 “Maka aku-pun pergi dan mendatangi bawah Arsy, maka akupun bersujud kepada TuhanKu عزّوجلّ, kemudian Allah membukakan bagiku bagian tertentu dari kalimat pujian dan pujaan yang indah bagi-Nya di mana kalimat tersebut tidak pernah terbuka bagi seorangpun sebelumku, kemudian dikatakan kepadaku: Wahai Muhammad angkat kepalamu, mintalah
niscaya permintaanmu akan dikabulkan, dan mintalah syafa’at maka engkau akan diberikan syafa’at denganmu”.

Dan firman Allah عزّوجلّ: (يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ) sebagai dalil bagi keluasan ilmu Allah سبحانه و تعالي yang meliputi segala sesuatu baik yang lampau maupun yang akan datang, seperti firman Allah عزّوجلّ yang memberitahukan para malaikat:

 وَمَا نَتَنَزَّلُ إِلَّا بِأَمْرِ رَبِّكَ لَهُ مَا بَيْنَ أَيْدِينَا وَمَا خَلْفَنَا وَمَا بَيْنَ ذَلِكَ وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيّاً 

Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan–Nya lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa”. (QS. Maryam: 64). 

Firman Allah عزّوجلّ: (وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء). Ibnu Katsir berkata: Tidak ada seorangpun yang mengetahui sesuatu apapun dari ilmu Allah kecuali apa yang diajarkan-Nya, dan bisa jadi maksud ayat ini adalah: mereka tidak mengetahui sedikitpun dari ilmu yang berhubungan dengan zat Allah dan sifat-Nya kecuali apa yang dibukakan oleh Allah, sama seperti firman Allah سبحانه و تعالي: 

وَلَا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْمًا

“…sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya.”. (QS. Thaha: 110)

Firman Allah عزّوجلّ: (وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ), diriwayatkan oleh Al-Hakim di dalam kitab Al-Mustadrok dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما bahwa dia berkata, “Al-Kursi adalah tempat kedua kaki, sementara Al-Arsy tidak seorangpun yang mampu mensifatinya”.

Hal ini menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Allah سبحانه و تعالي dan keluasan kerajaan-Nya. Kalau keadaan kursi seperti ini, di mana luasnya melebihi luas seluruh langit dan bumi yang 

begitu luas dan begitu besar, dan besarnya semua makhluk yang ada padanya, maka alangkah agungnya Arsy tersebut, yang ukurannya lebih besar dari kursi. 

Firman Allah سبحانه و تعالي: (وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ) artinya: tidak memberatkan dan tidak pula melelahkan menjaga seluruh langit dan bumi serta apa-apa yang ada pada keduanya atau di antara keduanya, semua itu dijaga-Nya dengan mudah, Dialah yang memenuhi hajat setiap orang yang berusaha dan Dia Maha Tinggi dengan sebenarnya, Dia di atas Arasy-Nya, Yang Maha Tinggi dengan keperkasaan-Nya terhadap seluruh makhluk, Dia Maha tinggi dengan dengan kekuasaan-Nya karena kesempurnaan sifat-Nya, Yang Maha Agung, di mana segala keagungan orang yang besar akan terkalahkan di hadapan keagungan-Nya, akan kerdil di bawah ketinggian-Nya segala kekuasaan raja yang dikatator.

Di antara pelajaran yang bisa dipetik dengan ayat ini adalah:

Pertama: Ayat ini adalah ayat yang paling agung di dalam Al-Qur’an. Banyak riwayat dan nash yang menyebutkan tentang keutamaannya. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Ubai bin Ka’ab رضي الله عنه berkata: Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda, “Wahai Abu Munzir, apakah engkau mengetahui sebuah ayat yang paling agung di dalam Al-Qur’an?. Aku berkata: (اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ). Dia berkata: Maka Rasulullah صلي الله عليه وسلم menepuk dadaku dan berkata, “Selamat dengan ilmu yang engkau miliki wahai Abu Munzdir”.

Di riwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah رضي الله عنه berkata, “Rasulullah صلي الله عليه وسلم telah memerintahkan aku untuk menjaga harta zakat bulan ramadhan, lalu datanglah seseorang kepadaku, maka diapun mengambil makanan itu, maka akupun menangkapnya, lalu aku berkata kepadanya: Aku akan mengadukan dirimu kepada Rasulullah صلي الله عليه وسلم, dan Abu Hurairah رضي الله عنه menyebutkan sebuah hadits. Lalu orang itu berkata: Apabila engkau hendak tidur pada ranjang tidurmu maka hendaklah engkau membaca ayat kursi, sebab senantiasa ada yang akan diutus untuk menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu sehingga waktu pagi. Maka Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم bersabda, “Dia telah berkata jujur kepadamu padahal dia adalah sosok pembohong. Itulah setan

Kedua: Luasnya ilmu Allah dan meliputi segala sesuatu. Dia mengetahui apa yang telah terjadi dan akan terjadi dan apa yang tidak terjadi, dan seandainya terjadi Dia mengetahui bagaimana kejadiannya. Allah سبحانه و تعالي berfirman: 

وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَ يَعْلَمُهَا إِلاَّ هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلاَّ يَعْلَمُهَا وَلاَ حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الأَرْضِ وَلاَ رَطْبٍ وَلاَ يَابِسٍ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ 

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). (QS. Al-An’am: 59)

Ketiga: Keagungan dan keluasan kekuasaan Allah. Allah سبحانه و تعالي berfirman: 

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعاً قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّماوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ 

Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan -Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (QS. Al-Zumar: 67).

Keempat: Allah سبحانه و تعالي tidak merasa lelah dan letih menjaga seluruh langit dan bumi, bahkan hal itu adalah perkara yang mudah dan enteng bagi-Nya. Allah سبحانه و تعالي berfirman: 

إِنَّ اللَّهَ يُمْسِكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ أَن تَزُولَا وَلَئِن زَالَتَا إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِّن بَعْدِهِ إِنَّهُ كَانَ حَلِيماً غَفُوراً 

Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. Fathir: 41)


Facebook Twitter Google+

Back To Top